Setiap hari, kita menikmati udara segar (meski terkadang tercemar asap!), minum air jernih, dan melewati Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Mojokerto. Semua kenyamanan ini sering kita anggap remeh. Padahal, di balik lingkungan yang relatif terawat, ada upaya gigih dan berkelanjutan yang dilakukan, terutama oleh Dinas Lingkungan Hidup Mojokerto.
Namun, tahukah Anda? Menjaga kelestarian lingkungan bukanlah tugas eksklusif pemerintah. Ini adalah tanggung jawab kolektif kita semua.
Membaca artikel ini akan membuka mata Anda tentang mengapa kontribusi kecil Anda sangat berarti, dan bagaimana Anda bisa bersinergi dengan program-program penyelamatan lingkungan yang diinisiasi oleh DLH. Mari kita ubah Mojokerto menjadi kota yang benar-benar Sejahtera, Berakhlakul Karimah, dan Berdaya Saing, dimulai dari lingkungan kita sendiri!
DLH Mojokerto: Pemimpin Orkestra, Kita Para Pemainnya
Sebagai institusi yang mengemban mandat besar dalam urusan lingkungan hidup, DLH Mojokerto berfungsi sebagai “pemimpin orkestra”. Mereka merumuskan kebijakan, menyediakan infrastruktur, dan melakukan pengawasan. Tapi, bayangkan sebuah orkestra yang hanya dimainkan oleh pemimpinnya saja? Tidak akan ada harmoni!
Peran Krusial DLH dalam Mempersiapkan Lapangan Hijau
DLH Mojokerto bekerja pada tiga pilar utama untuk menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah ini:
- Regulasi dan Penegakan Hukum: Mengeluarkan izin lingkungan, memantau industri agar tidak mencemari sungai atau udara (melalui program seperti PROPER), dan menindak tegas pelanggaran yang merusak alam.
 - Infrastruktur Pengelolaan Limbah: Mengelola TPA (Tempat Pembuangan Akhir), memastikan truk sampah beroperasi, serta berinovasi dalam sistem pengelolaan sampah terpadu.
 - Edukasi dan Pemberdayaan: Melaksanakan program seperti Desa/Kelurahan BERSERI (Bersih dan Lestari) dan Sekolah Adiwiyata untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini.
 
DLH sudah meletakkan fondasi dan aturan mainnya. Sekarang, giliran kita, masyarakat, untuk memainkan peran.
Tantangan Nyata: Kenapa Aksi Kita Mendesak
Mojokerto, layaknya kota-kota lain, menghadapi isu-isu lingkungan yang kompleks. Jika kita diam, dampak buruknya akan terasa langsung:
1. Darurat Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Volume sampah terus meningkat seiring bertambahnya penduduk. Jika kita membuang semua sampah tanpa pemilahan, TPA akan cepat penuh dan menyebabkan masalah lingkungan serius. DLH gencar mendorong program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), namun aksi pertama harus dimulai dari dapur rumah kita.
2. Kualitas Air dan Sungai yang Terancam
Sungai-sungai di Mojokerto, seperti yang pernah terjadi kasusnya di Pungging dengan busa putih, rentan terhadap pencemaran air baik dari limbah domestik maupun industri nakal. Tanpa kepedulian masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai, upaya DLH dalam pengawasan menjadi sia-sia. Sungai adalah sumber kehidupan dan keindahan.
3. Ancaman Perubahan Iklim Lokal
Semakin sedikit pohon, semakin banyak polusi udara dari kendaraan, maka semakin panas dan tidak nyaman kota kita. Kontribusi kecil dalam menanam pohon atau mengurangi penggunaan kendaraan pribadi adalah bagian dari solusi pelestarian lingkungan ini.
5 Langkah Praktis untuk Jadi “Pahlawan Lingkungan” Mojokerto
Anda tidak perlu menjadi aktivis lingkungan garis keras. Cukup mulai dengan mengubah kebiasaan kecil sehari-hari. Ini adalah cara terbaik bersinergi dengan misi DLH Mojokerto:
1. Pilah Sampah, Jadikan Zero Waste Sebagai Gaya Hidup
DLH Mojokerto sudah menyediakan sistem pengangkutan. Tugas kita adalah memisahkannya. Organik bisa dijadikan kompos, anorganik (plastik, kertas) bisa dijual ke bank sampah atau pengepul. Ini mengurangi beban TPA secara signifikan.
2. Bijak Menggunakan Air dan Energi
Matikan lampu jika tidak digunakan, cabut charger, dan gunakan air secukupnya. Ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari produksi listrik dan juga konservasi sumber daya.
3. Say No to Sampah Plastik Sekali Pakai
Selalu bawa tas belanja sendiri, gunakan botol minum isi ulang (tumbler), dan hindari sedotan plastik. Plastik adalah salah satu penyumbang terbesar kerusakan lingkungan.
4. Dukung Program Edukasi DLH
Jika di lingkungan Anda ada program Desa/Kelurahan BERSERI, ikut berpartisipasi aktif. Jika anak Anda bersekolah di Sekolah Adiwiyata, dukung kegiatan lingkungan mereka. Peningkatan kapasitas lingkungan dimulai dari belajar dan beraksi.
5. Laporkan Pelanggaran Lingkungan!
Jangan diam jika melihat ada pembuangan limbah ilegal atau perusakan lingkungan lain. Gunakan saluran resmi DLH untuk melapor. Mereka memiliki tim dan wewenang untuk menindaklanjuti laporan Anda.
CATATANNICO.COM 

